Minggu, 07 Januari 2018

ASUHAN KEPERAWTAN SISTEM PERNAFASAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah menciptakan system organ yang memungkinkan makhluk hidup menjalankan fungsinya, diantaranya pada sistem pernapasan. Fungsi pernapasan akan bekerja sama dengan sistem transportasi agar proses metabolisme pada tubuh dapat berjalan dengan baik. Sistem respirasi atau pernapasan merupakan salah satu studi terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia.
Sistem respirasi atau sistem pernapasan terdapat pada manuasia dan hewan (seperti; insekta, ikan, amfibi dan burung). Sedangkan sistem pernapasan pada manusia terjadi melalui saluran penghantar udara yaitu alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh, dimana masing-masing alat pernapasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.Akan tetapi, dari berbagai macam bentuk, organ serta fungsinya, sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana proses dari  sistem pernapasan tersebut.

1.2  Tujuan Penulisan
       1.2.1 Tujuan Penulisan Umum :
               1. Mahasiswa mampu menyebutkan fungsi umum sistem respirasi.
         2. Menjelaskan struktur dari sistem respirasi.
       1.2.1 Tujuan Penulisan Khusus :
1.      Mengetahui dan memahami tentang sistem pernapasan pada manusia,
2.      Mengetahui dan memahami tentang pernapasan dada dan perut.
3.      Mengetahui dan memahami organ-organ pernapasan manusia beserta                  mekanisme pernapasan pada manusia.








BAB II

TINJAUAN MATERI

2.1 PENGERTIAN SISTEM PERNAFASAN
Respirasi atau pernafasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernafasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.      Pernafasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
2.       Pernafasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.Sistem pernafasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernafasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinafaskan ke luar udara.        
2.2 PEMBAGIAN SISTEM PERNAFASAN
       2.2.1 HIDUNG DAN KAVITAS NASALIS

Udara memasuki dan meninggalkan sistem respirasi melalui hidung,yang tersusun atas tulang dan kartilago yang ditutupi kulit. Didalam lubang hidung terdapat rambut-rambut yang membantu mencegah debu masuk. Kedua kavitas nasalis terdapat dalam tengkorak,dipisahkan oleh septum nasi,yang merupakan lempeng tulang yang terbuat dari tulang etmoidalis dan vomer.Mukosa hidung adalah epitel bersilia,dengan sel gomblet yang memproduksi mukus,daerah permukaan mukosa nasal meninggi oleh konka,tulang seperti papan pada dinding kateral,masing-masing kavitas nasalis. Udara yang melewati kavitas nasalis dihangatkan dan dilembabkan,sehingga udara yang mencapai paru akan hangat dan lembab. Bakteri dan partikel dari polusi udara terperangkap oleh mukus,silia secara berkesinambungan mendorong mukus menuju faring. Kebanyakan mukus ini akan ditelan,dan bakteri yang ada akan dihancurkan oleh asam HCL dalam getah lambung. Didalam kavitas nasalis bagian atas terdapat reseptor olfatorius,yang mendeteksi uap kimiawi yang diinhalasi. Nervus olfakturius melewati tulang eimoidalis menuju otak. Sinusparanasalis adalah rongga udara yang terdapat dalam os maksilaris,frontalis,sfenoidalis,dan etmoidalis. Sinus ini dilapisi oleh epitel bersilia,dan mukus yang diproduksi akan   dialirkan menuju kavitas nasalis. Fungsi sinus paranasalis adalah meringankan tengkorak dan menciptakan resonansi untuk suara.                                   2.2.2 FARING
Faring adalah suatu pipa muskular dibelakang rongga hidung dan mulut dan didepan vertebra servikalis. Untuk memudahkan penjelasan,faring bisa dibagi menjadi 3 bagian : nasofaring,orofaring,dan laringofaring. Bagian yang paling tinggi,yaitu nasofaring,berada dibelakang kavitas navalis. Palatum molle terangkat pada saat menelan untuk menutup nasofaring dan mencegah makanan atau saliva naik,bukan turun.Uvul adalah bagian palatum molle yang dapat dilihat pada bagian belakang tenggorok. Pada dinding posterior nasofaring,terdapat adenoid atau tonsila faringealis,suatu noduli limfoidei yang berisi makrofag.Dua lubang yang masuk ke nasofaring adalah tuba auditiva eustachii,yang membentang sampai rongga telinga tengah.kegunaan tuba ini adalah memungkinkan udar masuk atau keluar telinga tengah,sehingga dendang telinga bervibrasi dengan baik. Nasofaring adalah suatu jalan hanya untuk udara,tetapi bagian sisanya,yaitu faring,berfungsi untuk jalan udara dan makanan,meskipun tidak pada saat bersamaan. Orofaring berada di belakang mulut, mukosanya berupa epitel gepeng  bertingkat,merupakan kelanjutan rongga mulut, pada dinding kateralnya terdapat ktonsila palitina,juga nodoli limfoidei.
2.2.3 LARING
Laring biasanya juga di sebut kotak suara, suatu istilah yang mengacu pada salah satu fungsinya, yaitu berbicara. Fungsi laring adalah sebagai jalan udara antara faring dan trakea. Jalur udara harus di jaga terbuka setiap waktu, sehingga laring tersusun atas sembilan lempeng kartilago yang di hubungkan oleh ligamen.
Kartilago adalah suatu jaringan lentur yang mencegah kolaps laring. Sebagai pembanding, esofagus adalah pipa yang kolaps, kecuali ketika makanan melewatinya. Epiglotis adalah partilago yang paling atas. Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis menutup dibagian puncak untuk mencegah makanan masuk kedalam laring.
Mukosa laring adalah epitel bersillia,kecuali untuk plikafokalis(epitel gepeng bertingkat). Sillia mukosa mendorong keatas untuk membuang mukus dan menangkap debu dan mikroorganisme.
Plika vokalis(pita suara) berada dikedua sisi glotis,yang terbuka diantaranya.
2.2.4 TRAKEA DAN POHON BRONKUS
Trakea memiliki panjang kurang lebih 10-13 cm,dan menghubungkan laring sampai bronkus primalius. Dinding trakea terdiri dari 16-20 lempeng kartilago dengan bentuk menyerupai huruf C, yang menjaga trakea terbuka. Bronkus Primalius kanan dan kiri adalah cabang trakea yang memasuki paru. Didalam paru,masing-masing bronkus primalius bercabang menjadi bronkus sekundarius yang mengarah pada lobus masing masing paru (2 dikiri 3 dikanan). Percabangan lebih lanjut pada pipa bronkus biasanya disebut pohon bronkus.
2.2.5 PARU-PARU DAN MEMBRAN PLEURA
Paru-paru terletak dikedua sisi jantung dalam rongga dada dan dilindungi secara melingkar oleh rongga yang dibentuk oleh rangka iga. Dasar masing-masing paru terletak pada diafragma dibawahnya ; apeks(ujung atas) terletak setingkat klavikula. Pada permukaan medial masing-masing paru terdapat suatu bentukan yang disebut hilus, tempat bronkus primarius dan arteri dan vena ulmonalis memasuki paru. Membran pleura adalah suatu membran serosa pada rongga toraks. Pleura parietal melapisi rongga toraks, dan pleura viseral terdapat pada permukaan paru-paru. Diantara membran pleura tersebut terdapat cairan serosa,yang mencegah friksi dan menjaga kedua membran tetap bersama selama pernafasan.
2.2.6 ALVEOLI
         
Unit fungsional paru-paru adalah suatu kantung udara yang disebut alveoli. Suatu sel pipih alveolar tipe I yang menyusun dinding alveoli adlah lapis epitel gepeng. Dalam ruang diantara sebaran alveoli terdapat jaringan ikat elastis,yang penting untuk ekshalasi. Dalam alveoli terdapat makrofak yang memfalgosit patogen atau benda lain yang mungkin tidak tersapu keluar oleh epitel bersillia dalam pohon bronkial. Ada berjuta juta alurveoli dalam masing-masing paru-paru, dan masing-masing alveolus dan dikelilingi oleh suatu jaringan kapiler pulmonar. Kapiler juga tersusun atas selapis epitelgepeng, sehinggan hanya ada dua lapis sel antara udara dalam alveoli dan darah dalam kapiler pulmonal. Masing-masing alveolus dilapisi lapisan tipis cairan jaringan, yang sangat penting untuk di infus gas, karna suatu gas harus melarut dalam cairan agar dapat memasuki atau meninggalkan sel. Meskipun cairan jaringan ini di butuhkan, cairan ini tetap saja menjadi suatu kemungkinan masalah jika membuat dinding-dinding alveolus saling melekat secara internal.
Masalah ini di atasi oleh surfaktan fullmonalis, suatu lipoprotein yang di sekresi oleh sel alveolar tipe II, juga disebut sel septal. Surfaktan bercampur dengan cairan jaringan dalam alveoli dan menurunkan tegangan permukaannya. Pengembangan alveoli yang normal akan memungkinkan pertukaran gas.


2.3 MEKANISME PERNAFASAN
Ventilasi adalah istilah untuk pergerakan udara dan keluar alveoli. Dua aspek ventilasi adalah inhalasi dan ekshalasi,yang di jalankan oleh sistem saraf dan otot-otot pernafasan :
a. Inhalasi dan ekshalasi, yang di jalankan oleh sistem syaraf dan otot-otot pernafasan. Pusat pernafasan terletak di mendula yang membangkitkan implus untuk otot-otot pernafasan.
b. Otot-otot yang dimaksud adalah diafragma dan muskuli interkostale eksterni serta interni. Diafragma adalah otot berbentuk kubah dibawah paru-paru. Muskili interkostale ditemukan diantara tulang iga. Muskuli interkostale eksterni menarik iga keatas dan kesisi luar,dan muskuli interkostale interni menarik iga kebawah dan kedalam.Ventilasi adalah hasil kerja otot respirasi menghasilkan perubahan tekanan alveoli dan pohon bronkial.
Dengan memperhatikan proses pernafasan,ada dua penekanan penting,yaitu:
1.Tekanan atmosfer-tekanan udara disekitar kita.pada permukaan laut,tekanan atmosfer adalah 760mmHg. Tentu saja pada ketinggian yang lebih,tekanan atmosfer menurun.
2.Tekanan intrapleural-tekanan dalam ruangan potensial pleura anatara pleura parietal dan pleura fiseral. Ruang ini lebih tepat disebut potensial daripada ruang yang nyata. Suatu lapisan tipis terpisah satu sama lain. Tekanan intrapleural senantiasa sedikit dibawah tekanan atmosfer(sekitar 756 mmHg), dan ini disebut tekana “negatif”. Paru-paru yang elastis selalu cenderung kolaps dan menarik peura viseralis menjahui pleura parietalis. Namun,cairan serosa mencegah kedua membran pleura ini terpisah. Tekanan intrafulmonal-tekanan dalam pohon bronkus dan alveoli. Tekanan ini berfluktuasi antara dibawah dan diatas tekana atmosfer selama masing-masing siklus pernafasan.




 2.3.1 INHALASI
Inhalasi,disebut juga inspirasi,adalah suatu rangkaian atau kejadian yang dapat digambarkan sebagi berikut:Implus motorik dari medula berjalan sepanjang nerfus vrenikus menuju diafragma dan sepanjang nerfus interkostalis menuju muskuli interkostale eksterni.
 Diafragma berkontraksi,bergerak kebawah,dan mengembangkan rongga dada dari atas kebawah. Muskuli interkostale eksterni menarik iga keatas dan keluar yang mengembangkan rongga dada dari sisi kesisi dan depan kebelakang.Saat rongga dada mengembang,pleura parietal turut mengembang. Tekanan intrapleural menjadi lebih negatif karena kerja penghisapan yang dihasilkan diantara membran pleura. Namun,athesi(perlekatan) yang dihasilkan oleh cairan serosa memungkinkan pleura viseral turut mengembang,dan hal ini juga mengembangkan paru.Saat paru-paru mengembang,tekanan intafulmonal akan turun drastis dibawah tekana atmosfer,dan udara memasuki hidung dan melalui jalan nafas menuju alfeoli. Udara terus masuk sampai tekanan intrapulmonal= tekanan atmosfer. Ini adalah inhalasi normal. Tentu saja inhalasi bisa di lanjutkan melebihi normal, yang merupakan pernafasan dalam. Pernafasan ini memerlukan suatu kontraksi otot-otot pernafasan yang lebih kuat untuk mengembangkan paru lebih lanjut, sehingga udara yang masuk lebih banyak.


2.3.2 EKSHALASI
Ekshalasi juga di sebut ekspirasi dan di mulai ketika implus motorik dari medula menurun, dan diafragma serta muskuli interkostales eksterni berelaksasi. Setelah rongga dada menjadi lebih kecil, paru-paru akan terkompresi, dan jaringan ikat elastis yang teregang selama inhalasi akan mengerut mengompresi alfeoli. Ketika tekanan intrapulmonal meningkat di atas tekanan atmosfer, udara di paksa keluar dari paru-paru sampe ke dua tekanan menjadi sama lagi. Perhatikan bahwa inhalasi adalah suatu proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot, tetapi ekshalasi normal adalah proses pasif yang bergantung pada besar elastisitas normal paru sehat. Dengan kata lain, pada keadaan normal, kita harus mengeluarkan energi untuk inhalasi, tetapi tidak untuk ekshalasi.Namun, kita dapat melakukan ekshalasi normal dan mengeluarkan lebih banyak udara, ketika berbicara,menyanyi,atau meniup sebuah balon.
Ekshalasi kuat juga merupakan proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain. Kontraksi muskuli interkostales interni menarik iga kebawah dan membawa lebih banyak udara keluar dari paru. Kontraksi otot-otot abdomen, seperti muskulus rektus abdomitus, mengompresi organ-organ abdominal dan menekan diafragma ke atas, yang juga membawa udara keluar dari paru-paru.

 
 2.3.3 DIFUSI GAS-TEKANAN PARSIAL

Di dalam tubuh, suatu gas akan berdifusi dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah berkonsentrasi rendah. Konsentrasi masing-masing gas dalam tempat khusus (udara alfeola,darah pulmonal,dan sbg) donyatakan sebagai suatu ukuran yang disebut tekanan parsial. Tekanan parsial suatu gas, yang di ukur dalam mmHg adalah tekanan yang di keluarkan gas dalam suatu  campuran gas, baik campuran dalam bentuk gas ataupun cairan, seperti darah. Tekanan parsial oksigen dan karbondioksida atmosfer dan dalam tempat pertukaran nya di dalam tubuh di cantumkan untuk tekanan parsial adalah “P”, yang di gunakan misalnya, pada lembar laboratorium rumah sakit untuk gas darah, yang juga akan di gunakan disini.Tekanan parsial oksigen dan karbondioksida pada tempat respirasi eksternal (paru-paru) dan respirasi internal (tubuh) karena tekanan parsial memengaruhi konsetrasi, gas akan berdifusi dar daerah yang mempunyai tekanan parsial tinggi menuju daerah dengan tekanan parsial lebih rendah.Udara dalam alfeoli mempunyai PO2 yang tinggi dan PCO2 yang rendah. Darah dalam kapiler pulmonal, yang baru saja beredar dalam tubuh, mempunyai PO2 yg rendah dan PCO2 yang tinggi. Oleh karena itu, pada respirasi eksternal, oksigen berdifusi dari udara di alfeoli menuju darah, dan karbondioksida berdifusi dari darah menuju udara di alfeoli. Darah yang kembali ke jantung sekarang mempunyai PO2 yang tinggi dan PCO2 yang rendah dan di pompakan oleh ventrikel kiri ke sirkulasi sistemik. Darah arteri yang mencapai kapiler sistemik mempunyai PO2 yng tinggi dan PCO2 yang rendah. Sel-sel dalam tubuh dan cairan-cairan mempunyai PO2 yang rendah dan PCO2 yang tinggi karena sel secara berkesinambngan menggunakan oksigen dalam respirasi sel (produksi energi) dan menghasilakan karbondioksida dalam proses ini. Oleh karena itu, dalam resoirasi internal, oksigen berdifusi dari darah menuju cairan jaringan (sel-sel) dan karbondioksida berdifusi dari cairan jaringan menuju darah.
Darah yang memasuki fenasistemik untuk kembali menuju jantung sekarang mempunyai PO2 yang rendah dan PCO2 yang tinggi dan kemudian di pompakan oleh vertikel kanan menuju paru-paru untuk menjalankan respirasi eksternal.
2.3.4 TRANSPOR GAS DALAM DARAH
Pada hemoglobin dalam sel darah merah (meskipun beberapa oksigen terlarut dalam plasma darah,tetapi ini tidakcukup untuk kelangsungan hidup). Meniral besi adalah bagian hemoglobin yang memberikan kemampuan kepada protein ini untuk membawa oksigen. Dan iktan oksigen hemoglobin di bentuk di dalam paru-paru, yang memiliki PO2 tinggi. Namun, ikatan ini relatif tidak stabil, dan ketika darah melewati jaringan dengan PO2 rendah, ikatan pecah, dan oksigen dilepas ke jaringan. Pada keadaan jaringan rendah konsentrasi O2, oksigen berlebih, yang ada di hemoglobin akan di lepaskan. Ini berarti bahwa, jaringan aktif, seperti otot-otot yang bekerja, menerima lebih banyak oksigen untuk menjalan kan respirasi sel. Faktor lain yang meningkatkan kelepasan oksigen dari hemoglobin adalah PCO2 yang tinggi (pada Ph yang rendah) dan temperatur yang tinggi keduanya juga merpakan karakteristik jaringan yang aktif.
Pengangkutan karbondioksida sedikit lebih rumit sebagian karbondiksida terlarut dalam plasma dan sebagian diangkut oleh hemoglobin, tetapi ini hanya sekitar 10% sampai 30% total CO2 yang di transpor. Kebanyakan karbondioksida di angkut oleh plasma dalam bikarbonat (HCO3). Ketika karbondioksida memasuki darah, sebagian berdifusi menuju sel darah merah yang di dalamnya terdapat karbonik anhidatse enzim ini (yang mengandung seng) mengatakan reaksi karbondioksida dengan air untuk membentuk asam karbonat :
                           CO+HO→HCO
Asam karbonat kemudian mengalami disosiasi:
                           HCO→H+HCO¯
Dan dikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah menuju plasma, meninggalkan ion hidrogen (H)di dalam sel darah merah. Ion H yang banyak akan cenderung membuat sel darah merah terlalu asam tetapi hemoglobin bertindak sebagai dapar untuk mencegah asidosis. Untuk mempertahankan keseimbangan ionik, ion klorida (CI¯) dari plasma memasuki sel darah merah: ini fisebut pertukaran clorida. Dimanakan CO? Didalam plasma sebagai bagian ion HCO¯. Ketika darah mencapai paru, daerah dengan PCO yang lebih rendah, reaksi ini akan membalik, CO akan kembali di bentuk dan berdifusi menuju alveoli untuk di ekhalasi.
2.3.5 Volume Pernafasan
Volume udara yang dihirupkan dan dikeluarkan selama proses bernafas dapat diukur pada sebuah spirometer.macam-macam voleme pada pernafasan yaitu:
1.Volume Tidal (kira-kira 500 ml) adalah jumlah udara yang diinspirasi dan ekspirasi selama pernafasan tenang.
2.Cadangan inspirasi adalah jumlah udara yang dapat diinspirasi dengan kuat setelah inspirasi normal (kira-kira 2500 ml)
3.Cadangan ekspirasi adalah jumlah udara yang dapat diekspirasi dengan kuat setelah ekspirasi normal (kira-kira1000 ml).
4.Kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan ekspirasi (kira-kira 4000 ml).
5.Volume residu adalah jumlah sisa udara dalam paru-paru setelah ekspirasi paling kuat ( kira-kira 1500 cc).
2.3.6 Kontrol Saraf Pada Pernafasan
Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medula spinalis, kemudian melalui syaraf frenikus ke diagfragma, dan melalui saraf-saraf interkortalis ke otot-otot interkostalis.Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama teratur yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi dengan refleks hering- breuer. Reseptor regangan dijaringan paru mengirim inpuls-impuls melalui nervus vagus kebatang otak. Selain nyeri dan impuls saraf dari gerakan anggota badan, menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan, karena kerjanya pada susunan retikular.
2.3.7 Kontrol Kimia Pada Pernafasan
Latihan menyebabkan peningkatn pada jumlah karbon dioksida dan asam yang dihasilkan oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, atau peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H) darah, mempunyai efek kuat langsung pada neuron-neuron susunan retikular, yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan dengan peningkatan eksresi karbon dioksida.Peningkatan kadar karbon dioksida itu sendiri adalah stimulus yang sangat berat untuk meningkatkan pernapasan tetapi penurunan pada kadar oksigen itu sendiri mempunyai sedikit efek yang mengejutkan.


           



          
 



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pernafasan ( respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf autonom.Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak), laring(pangkal tenggorokan), trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang tenggorokan), alveoli, paru-paru dan pleura. 
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting.Jika alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian. Kelainan –kelainan itu diantaranya influenza(flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC), asfiksi, asidosis, difteri, emfisema , pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah bodoh, kanker paru-paru dan juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis, laringitis, bronkitis dan sinusitis.
3.2 Saran
1. Masyarakat umum
Masyarakat umum dapat mengatahui tentang pentingnya menjaga organ penafasan.dan mulai menjaga kesehatan organ pernapasan paru-paru dan sistem pernapasan dengan makan-makanan yang sehat, perbanyak minum air putih, berolahraga yang cukup dan jangan merokok, dan makan teratur.
2. Dosen
Sebgai tenaga pengajar makalah ini dapat dijadikan referensi bahan ajar dan menambah wawasan materi tentang sistem pernafasan.
3. Mahasiswa
Sebagai mahasiswa calon perawat dapat lebih mengenal tentang bagian dan fungsi dari sistem pernafasan dan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas disekitarnya.         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASUHAN KEPERAWTAN SISTEM PERNAFASAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Masalah Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah menciptakan system organ ya...