BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah menciptakan system
organ yang memungkinkan makhluk hidup menjalankan fungsinya, diantaranya pada
sistem pernapasan. Fungsi pernapasan akan bekerja sama dengan sistem
transportasi agar proses metabolisme pada tubuh dapat berjalan dengan baik.
Sistem respirasi atau pernapasan merupakan salah satu studi terhadap struktur
dan fungsi tubuh manusia.
Sistem respirasi atau sistem pernapasan terdapat pada manuasia dan hewan
(seperti; insekta, ikan, amfibi dan burung). Sedangkan sistem pernapasan pada
manusia terjadi melalui saluran penghantar udara yaitu alat-alat pernapasan
yang terdapat dalam tubuh, dimana masing-masing alat pernapasan tersebut
memiliki fungsi yang berbeda-beda.Akan tetapi, dari berbagai macam bentuk,
organ serta fungsinya, sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana
proses dari sistem pernapasan tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Penulisan Umum :
1. Mahasiswa mampu
menyebutkan fungsi umum sistem respirasi.
2. Menjelaskan struktur dari
sistem respirasi.
1.2.1 Tujuan Penulisan Khusus
:
1.
Mengetahui dan
memahami tentang sistem pernapasan pada manusia,
2.
Mengetahui dan
memahami tentang pernapasan dada dan perut.
3. Mengetahui dan memahami organ-organ pernapasan
manusia beserta
mekanisme pernapasan pada manusia.
BAB II
TINJAUAN
MATERI
2.1 PENGERTIAN SISTEM
PERNAFASAN
Respirasi atau pernafasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida
(CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil
Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana
dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan
karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk
menghasilkan energi. Pernafasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.
Pernafasan
Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran
Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
2.
Pernafasan Internal (dalam) atau respirasi sel
terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.Sistem pernafasan terdiri
atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernafasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan
ke darah, kemudian di angkut ke jaringan.
Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke
paru-paru dan dinafaskan ke luar udara.
2.2 PEMBAGIAN SISTEM
PERNAFASAN
2.2.1
HIDUNG DAN KAVITAS NASALIS
Udara
memasuki dan meninggalkan sistem respirasi melalui hidung,yang tersusun atas
tulang dan kartilago yang ditutupi kulit. Didalam lubang hidung terdapat
rambut-rambut yang membantu mencegah debu masuk. Kedua kavitas nasalis terdapat
dalam tengkorak,dipisahkan oleh septum nasi,yang merupakan lempeng tulang yang
terbuat dari tulang etmoidalis dan vomer.Mukosa hidung adalah epitel
bersilia,dengan sel gomblet yang memproduksi mukus,daerah permukaan mukosa
nasal meninggi oleh konka,tulang seperti papan pada dinding
kateral,masing-masing kavitas nasalis. Udara yang melewati kavitas nasalis
dihangatkan dan dilembabkan,sehingga udara yang mencapai paru akan hangat dan
lembab. Bakteri dan partikel dari polusi udara terperangkap oleh mukus,silia
secara berkesinambungan mendorong mukus menuju faring. Kebanyakan mukus ini
akan ditelan,dan bakteri yang ada akan dihancurkan oleh asam HCL dalam getah
lambung. Didalam kavitas nasalis bagian atas terdapat reseptor olfatorius,yang
mendeteksi uap kimiawi yang diinhalasi. Nervus olfakturius melewati tulang
eimoidalis menuju otak. Sinusparanasalis adalah rongga udara yang terdapat
dalam os maksilaris,frontalis,sfenoidalis,dan etmoidalis. Sinus ini dilapisi
oleh epitel bersilia,dan mukus yang diproduksi akan dialirkan menuju kavitas nasalis. Fungsi
sinus paranasalis adalah meringankan tengkorak dan menciptakan resonansi untuk
suara. 2.2.2
FARING
Faring adalah
suatu pipa muskular dibelakang rongga hidung dan mulut dan didepan vertebra
servikalis. Untuk memudahkan penjelasan,faring bisa dibagi menjadi 3 bagian :
nasofaring,orofaring,dan laringofaring. Bagian yang paling tinggi,yaitu
nasofaring,berada dibelakang kavitas navalis. Palatum molle terangkat pada saat
menelan untuk menutup nasofaring dan mencegah makanan atau saliva naik,bukan
turun.Uvul adalah bagian palatum molle yang dapat dilihat pada bagian belakang
tenggorok. Pada dinding posterior nasofaring,terdapat adenoid atau tonsila
faringealis,suatu noduli limfoidei yang berisi makrofag.Dua lubang yang masuk
ke nasofaring adalah tuba auditiva eustachii,yang membentang sampai rongga
telinga tengah.kegunaan tuba ini adalah memungkinkan udar masuk atau keluar
telinga tengah,sehingga dendang telinga bervibrasi dengan baik. Nasofaring
adalah suatu jalan hanya untuk udara,tetapi bagian sisanya,yaitu
faring,berfungsi untuk jalan udara dan makanan,meskipun tidak pada saat
bersamaan. Orofaring berada di belakang mulut, mukosanya berupa epitel
gepeng bertingkat,merupakan kelanjutan
rongga mulut, pada dinding kateralnya terdapat ktonsila palitina,juga nodoli
limfoidei.
2.2.3
LARING
Laring biasanya juga di sebut kotak
suara, suatu istilah yang mengacu pada salah satu fungsinya, yaitu berbicara.
Fungsi laring adalah sebagai jalan udara antara faring dan trakea. Jalur udara
harus di jaga terbuka setiap waktu, sehingga laring tersusun atas sembilan
lempeng kartilago yang di hubungkan oleh ligamen.
Kartilago adalah suatu
jaringan lentur yang mencegah kolaps laring. Sebagai pembanding, esofagus
adalah pipa yang kolaps, kecuali ketika makanan melewatinya. Epiglotis adalah
partilago yang paling atas. Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis
menutup dibagian puncak untuk mencegah makanan masuk kedalam laring.
Mukosa laring adalah
epitel bersillia,kecuali untuk plikafokalis(epitel gepeng bertingkat). Sillia
mukosa mendorong keatas untuk membuang mukus dan menangkap debu dan
mikroorganisme.
Plika vokalis(pita
suara) berada dikedua sisi glotis,yang terbuka diantaranya.
2.2.4
TRAKEA DAN POHON BRONKUS
Trakea memiliki
panjang kurang lebih 10-13 cm,dan menghubungkan laring sampai bronkus
primalius. Dinding trakea terdiri dari 16-20 lempeng kartilago dengan bentuk
menyerupai huruf C, yang menjaga trakea terbuka. Bronkus Primalius kanan dan
kiri adalah cabang trakea yang memasuki paru. Didalam paru,masing-masing
bronkus primalius bercabang menjadi bronkus sekundarius yang mengarah pada
lobus masing masing paru (2 dikiri 3 dikanan). Percabangan lebih lanjut pada
pipa bronkus biasanya disebut pohon bronkus.
2.2.5
PARU-PARU DAN MEMBRAN PLEURA
Paru-paru
terletak dikedua sisi jantung dalam rongga dada dan dilindungi secara melingkar
oleh rongga yang dibentuk oleh rangka iga. Dasar masing-masing paru terletak
pada diafragma dibawahnya ; apeks(ujung atas) terletak setingkat klavikula.
Pada permukaan medial masing-masing paru terdapat suatu bentukan yang disebut
hilus, tempat bronkus primarius dan arteri dan vena ulmonalis memasuki paru.
Membran pleura adalah suatu membran serosa pada rongga toraks. Pleura parietal
melapisi rongga toraks, dan pleura viseral terdapat pada permukaan paru-paru.
Diantara membran pleura tersebut terdapat cairan serosa,yang mencegah friksi
dan menjaga kedua membran tetap bersama selama pernafasan.
2.2.6 ALVEOLI
Unit
fungsional paru-paru adalah suatu kantung udara yang disebut alveoli. Suatu sel
pipih alveolar tipe I yang menyusun dinding alveoli adlah lapis epitel gepeng.
Dalam ruang diantara sebaran alveoli terdapat jaringan ikat elastis,yang
penting untuk ekshalasi. Dalam alveoli terdapat makrofak yang memfalgosit
patogen atau benda lain yang mungkin tidak tersapu keluar oleh epitel bersillia
dalam pohon bronkial. Ada berjuta juta alurveoli dalam masing-masing paru-paru,
dan masing-masing alveolus dan dikelilingi oleh suatu jaringan kapiler
pulmonar. Kapiler juga tersusun atas selapis epitelgepeng, sehinggan hanya ada
dua lapis sel antara udara dalam alveoli dan darah dalam kapiler pulmonal.
Masing-masing alveolus dilapisi lapisan tipis cairan jaringan, yang sangat
penting untuk di infus gas, karna suatu gas harus melarut dalam cairan agar
dapat memasuki atau meninggalkan sel. Meskipun cairan jaringan ini di butuhkan,
cairan ini tetap saja menjadi suatu kemungkinan masalah jika membuat
dinding-dinding alveolus saling melekat secara internal.
Masalah
ini di atasi oleh surfaktan fullmonalis, suatu lipoprotein yang di sekresi oleh
sel alveolar tipe II, juga disebut sel septal. Surfaktan bercampur dengan
cairan jaringan dalam alveoli dan menurunkan tegangan permukaannya.
Pengembangan alveoli yang normal akan memungkinkan pertukaran gas.
2.3
MEKANISME PERNAFASAN
Ventilasi adalah istilah untuk
pergerakan udara dan keluar alveoli. Dua aspek ventilasi adalah inhalasi dan
ekshalasi,yang di jalankan oleh sistem saraf dan otot-otot pernafasan :
a.
Inhalasi dan ekshalasi, yang di jalankan oleh sistem syaraf dan otot-otot
pernafasan. Pusat pernafasan terletak di mendula yang membangkitkan implus
untuk otot-otot pernafasan.
b.
Otot-otot yang dimaksud adalah diafragma dan muskuli interkostale eksterni
serta interni. Diafragma adalah otot berbentuk kubah dibawah paru-paru. Muskili
interkostale ditemukan diantara tulang iga. Muskuli interkostale eksterni
menarik iga keatas dan kesisi luar,dan muskuli interkostale interni menarik iga
kebawah dan kedalam.Ventilasi adalah hasil kerja otot respirasi menghasilkan
perubahan tekanan alveoli dan pohon bronkial.
Dengan memperhatikan
proses pernafasan,ada dua penekanan penting,yaitu:
1.Tekanan
atmosfer-tekanan udara disekitar kita.pada permukaan laut,tekanan atmosfer
adalah 760mmHg. Tentu saja pada ketinggian yang lebih,tekanan atmosfer menurun.
2.Tekanan
intrapleural-tekanan dalam ruangan potensial pleura anatara pleura parietal dan
pleura fiseral. Ruang ini lebih tepat disebut potensial daripada ruang yang
nyata. Suatu lapisan tipis terpisah satu sama lain. Tekanan intrapleural
senantiasa sedikit dibawah tekanan atmosfer(sekitar 756 mmHg), dan ini disebut
tekana “negatif”. Paru-paru yang elastis selalu cenderung kolaps dan menarik
peura viseralis menjahui pleura parietalis. Namun,cairan serosa mencegah kedua
membran pleura ini terpisah. Tekanan intrafulmonal-tekanan dalam pohon bronkus
dan alveoli. Tekanan ini berfluktuasi antara dibawah dan diatas tekana atmosfer
selama masing-masing siklus pernafasan.
2.3.1 INHALASI
Inhalasi,disebut
juga inspirasi,adalah suatu rangkaian atau kejadian yang dapat digambarkan
sebagi berikut:Implus motorik dari medula berjalan sepanjang nerfus vrenikus
menuju diafragma dan sepanjang nerfus interkostalis menuju muskuli interkostale
eksterni.
Diafragma berkontraksi,bergerak kebawah,dan
mengembangkan rongga dada dari atas kebawah. Muskuli interkostale eksterni
menarik iga keatas dan keluar yang mengembangkan rongga dada dari sisi kesisi
dan depan kebelakang.Saat rongga dada mengembang,pleura parietal turut mengembang.
Tekanan intrapleural menjadi lebih negatif karena kerja penghisapan yang
dihasilkan diantara membran pleura. Namun,athesi(perlekatan) yang dihasilkan
oleh cairan serosa memungkinkan pleura viseral turut mengembang,dan hal ini
juga mengembangkan paru.Saat paru-paru mengembang,tekanan intafulmonal akan
turun drastis dibawah tekana atmosfer,dan udara memasuki hidung dan melalui
jalan nafas menuju alfeoli. Udara terus masuk sampai tekanan intrapulmonal=
tekanan atmosfer. Ini adalah inhalasi normal. Tentu saja inhalasi bisa di
lanjutkan melebihi normal, yang merupakan pernafasan dalam. Pernafasan ini
memerlukan suatu kontraksi otot-otot pernafasan yang lebih kuat untuk
mengembangkan paru lebih lanjut, sehingga udara yang masuk lebih banyak.
2.3.2 EKSHALASI
Ekshalasi
juga di sebut ekspirasi dan di mulai
ketika implus motorik dari medula menurun, dan diafragma serta muskuli
interkostales eksterni berelaksasi. Setelah rongga dada menjadi lebih kecil,
paru-paru akan terkompresi, dan jaringan ikat elastis yang teregang selama
inhalasi akan mengerut mengompresi alfeoli. Ketika tekanan intrapulmonal
meningkat di atas tekanan atmosfer, udara di paksa keluar dari paru-paru sampe
ke dua tekanan menjadi sama lagi. Perhatikan bahwa inhalasi adalah suatu proses
aktif yang membutuhkan kontraksi otot, tetapi ekshalasi normal adalah proses
pasif yang bergantung pada besar elastisitas normal paru sehat. Dengan kata
lain, pada keadaan normal, kita harus mengeluarkan energi untuk inhalasi,
tetapi tidak untuk ekshalasi.Namun, kita dapat melakukan ekshalasi normal dan
mengeluarkan lebih banyak udara, ketika berbicara,menyanyi,atau meniup sebuah
balon.
Ekshalasi
kuat juga merupakan proses aktif yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain.
Kontraksi muskuli interkostales interni menarik iga kebawah dan membawa lebih
banyak udara keluar dari paru. Kontraksi otot-otot abdomen, seperti muskulus
rektus abdomitus, mengompresi organ-organ abdominal dan menekan diafragma ke
atas, yang juga membawa udara keluar dari paru-paru.
2.3.3 DIFUSI GAS-TEKANAN PARSIAL
Di
dalam tubuh, suatu gas akan berdifusi dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju
daerah berkonsentrasi rendah. Konsentrasi masing-masing gas dalam tempat khusus
(udara alfeola,darah pulmonal,dan sbg) donyatakan sebagai suatu ukuran yang
disebut tekanan parsial. Tekanan parsial suatu gas, yang di ukur dalam mmHg
adalah tekanan yang di keluarkan gas dalam suatu campuran gas, baik campuran dalam bentuk gas
ataupun cairan, seperti darah. Tekanan parsial oksigen dan karbondioksida
atmosfer dan dalam tempat pertukaran nya di dalam tubuh di cantumkan untuk
tekanan parsial adalah “P”, yang di gunakan misalnya, pada lembar laboratorium
rumah sakit untuk gas darah, yang juga akan di gunakan disini.Tekanan parsial
oksigen dan karbondioksida pada tempat respirasi eksternal (paru-paru) dan
respirasi internal (tubuh) karena tekanan parsial memengaruhi konsetrasi, gas
akan berdifusi dar daerah yang mempunyai tekanan parsial tinggi menuju daerah
dengan tekanan parsial lebih rendah.Udara dalam alfeoli mempunyai PO2 yang
tinggi dan PCO2 yang rendah. Darah dalam kapiler pulmonal, yang baru saja
beredar dalam tubuh, mempunyai PO2 yg rendah dan PCO2 yang tinggi. Oleh karena
itu, pada respirasi eksternal, oksigen berdifusi dari udara di alfeoli menuju
darah, dan karbondioksida berdifusi dari darah menuju udara di alfeoli. Darah
yang kembali ke jantung sekarang mempunyai PO2 yang tinggi dan PCO2 yang rendah
dan di pompakan oleh ventrikel kiri ke sirkulasi sistemik. Darah arteri yang
mencapai kapiler sistemik mempunyai PO2 yng tinggi dan PCO2 yang rendah.
Sel-sel dalam tubuh dan cairan-cairan mempunyai PO2 yang rendah dan PCO2 yang
tinggi karena sel secara berkesinambngan menggunakan oksigen dalam respirasi
sel (produksi energi) dan menghasilakan karbondioksida dalam proses ini. Oleh
karena itu, dalam resoirasi internal, oksigen berdifusi dari darah menuju
cairan jaringan (sel-sel) dan karbondioksida berdifusi dari cairan jaringan
menuju darah.
Darah
yang memasuki fenasistemik untuk kembali menuju jantung sekarang mempunyai PO2
yang rendah dan PCO2 yang tinggi dan kemudian di pompakan oleh vertikel kanan
menuju paru-paru untuk menjalankan respirasi eksternal.
2.3.4
TRANSPOR GAS DALAM DARAH
Pada
hemoglobin dalam sel darah merah (meskipun beberapa oksigen terlarut dalam
plasma darah,tetapi ini tidakcukup untuk kelangsungan hidup). Meniral besi
adalah bagian hemoglobin yang memberikan kemampuan kepada protein ini untuk
membawa oksigen. Dan iktan oksigen hemoglobin di bentuk di dalam paru-paru,
yang memiliki PO2 tinggi. Namun, ikatan ini relatif tidak stabil, dan ketika
darah melewati jaringan dengan PO2 rendah, ikatan pecah, dan oksigen dilepas ke
jaringan. Pada keadaan jaringan rendah konsentrasi O2, oksigen berlebih, yang
ada di hemoglobin akan di lepaskan. Ini berarti bahwa, jaringan aktif, seperti
otot-otot yang bekerja, menerima lebih banyak oksigen untuk menjalan kan
respirasi sel. Faktor lain yang meningkatkan kelepasan oksigen dari hemoglobin
adalah PCO2 yang tinggi (pada Ph yang rendah) dan temperatur yang tinggi
keduanya juga merpakan karakteristik jaringan yang aktif.
Pengangkutan
karbondioksida sedikit lebih rumit sebagian karbondiksida terlarut dalam plasma
dan sebagian diangkut oleh hemoglobin, tetapi ini hanya sekitar 10% sampai 30%
total CO2 yang di transpor. Kebanyakan karbondioksida di angkut oleh plasma
dalam bikarbonat (HCO3). Ketika karbondioksida memasuki darah, sebagian
berdifusi menuju sel darah merah yang di dalamnya terdapat karbonik anhidatse
enzim ini (yang mengandung seng) mengatakan reaksi karbondioksida dengan air
untuk membentuk asam karbonat :
CO₂+H₂O→H₂CO₃
Asam
karbonat kemudian mengalami disosiasi:
H₂CO₃→H⁺+HCO₃¯
Dan
dikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah menuju plasma, meninggalkan
ion hidrogen (H⁺)di
dalam sel darah merah. Ion H⁺
yang banyak akan cenderung membuat sel darah merah terlalu asam tetapi
hemoglobin bertindak sebagai dapar untuk mencegah asidosis. Untuk
mempertahankan keseimbangan ionik, ion klorida (CI¯) dari plasma memasuki sel
darah merah: ini fisebut pertukaran clorida. Dimanakan CO₂? Didalam plasma
sebagai bagian ion HCO₃¯.
Ketika darah mencapai paru, daerah dengan PCO₂ yang lebih rendah, reaksi ini akan
membalik, CO₂
akan kembali di bentuk dan berdifusi menuju alveoli untuk di ekhalasi.
2.3.5
Volume Pernafasan
Volume
udara yang dihirupkan dan dikeluarkan selama proses bernafas dapat diukur pada
sebuah spirometer.macam-macam voleme pada pernafasan yaitu:
1.Volume Tidal (kira-kira 500 ml) adalah
jumlah udara yang diinspirasi dan ekspirasi selama pernafasan tenang.
2.Cadangan inspirasi adalah jumlah udara
yang dapat diinspirasi dengan kuat setelah inspirasi normal (kira-kira 2500 ml)
3.Cadangan ekspirasi adalah jumlah udara
yang dapat diekspirasi dengan kuat setelah ekspirasi normal (kira-kira1000 ml).
4.Kapasitas vital adalah jumlah dari
volume tidal + volume cadangan ekspirasi (kira-kira 4000 ml).
5.Volume
residu adalah jumlah sisa udara dalam paru-paru setelah ekspirasi paling kuat (
kira-kira 1500 cc).
2.3.6
Kontrol Saraf Pada Pernafasan
2.3.7
Kontrol Kimia Pada Pernafasan
Latihan
menyebabkan peningkatn pada jumlah karbon dioksida dan asam yang dihasilkan
oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, atau
peningkatan konsentrasi ion hidrogen (H⁺)
darah, mempunyai efek kuat langsung pada neuron-neuron susunan retikular, yang
menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan dengan peningkatan
eksresi karbon dioksida.Peningkatan kadar karbon dioksida itu sendiri adalah
stimulus yang sangat berat untuk meningkatkan pernapasan tetapi penurunan pada
kadar oksigen itu sendiri mempunyai sedikit efek yang mengejutkan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pernafasan
( respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan
saraf autonom.Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal),
faring(tekak), laring(pangkal tenggorokan), trakea(batang tenggorokan),
bronkus(cabang tenggorokan), alveoli, paru-paru dan pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Alat-
alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting.Jika alat-
alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan
terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian. Kelainan –kelainan itu diantaranya
influenza(flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC), asfiksi, asidosis,
difteri, emfisema , pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah bodoh, kanker
paru-paru dan juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis, laringitis,
bronkitis dan sinusitis.
3.2 Saran
1. Masyarakat umum
Masyarakat
umum dapat mengatahui tentang pentingnya menjaga organ penafasan.dan mulai
menjaga kesehatan organ pernapasan paru-paru dan sistem pernapasan dengan
makan-makanan yang sehat, perbanyak minum air putih, berolahraga yang cukup dan
jangan merokok, dan makan teratur.
2. Dosen
2. Dosen
Sebgai
tenaga pengajar makalah ini dapat dijadikan referensi bahan ajar dan menambah
wawasan materi tentang sistem pernafasan.
3.
Mahasiswa
Sebagai
mahasiswa
calon perawat dapat lebih mengenal tentang bagian dan fungsi dari sistem
pernafasan dan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar