Minggu, 07 Januari 2018

Asuhan keperawatan dengan Gagal Jantung Kongestif (GJK)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak  pernah beristirahat Dalam keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan pada kinerja jantung.
Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini. Angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering ditemukan adalah gaya hidup misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak mengkonsumsi junk food yang notabene banyak mengandung kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang olahraga, dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin tinggi,
Berbagai macam penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infark miokard akut, hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung. Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk  mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Untuk mrmberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga keperawatan, harus memahami konsep asuhan keperawatan pada gangguan kardiovaskuler. Apalagi dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian dalam memberikan pertolongan pada pasien.

1.2     Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I Sistem Kardiovaskuler Asuhan Keperawatan dengan Gagal Jantung.
b.Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian gagal jantung
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab gagal jantung
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi gagal jantung
4.      Mahasiwa mampu menjelaskan manifestasi klinis gagal jantung
5.      Mahasiwa mampu menjelaskan data penunjang gagal jantung

1.3    Manfaat Penulisan
1.Mahasiswa mengetahui konsep dasar gagal jantung
2.Mahasiswa mampu melakukan proses asuhan keperawatan dengan gagal jantung

1.4    Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini untuk memperoleh refrensi kelompok menggunakan sistem metode kepustakaan dengan membaca, memehami, mempelajari buku-buku referensi yang terkait dalam asuhan keperawatan dengan gagal jantung, dan sumber lain.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Medis                                                                                 
1.      Anatomi Jantung

Jantung adalah organ otot yang berongga yang berbentuk kerucut. Jangan terletak dirongga toraks (dada) sehkitar garis tengah antara sternum (tulang dada) disebelum anterior dan vertebra (tulang punggung) disebelah posterior. Jantung memiliki pangkal yang lebar disebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang disebut apeks didasar. Siklus jantung terdiri dari periode sistole (kontraksi dan mengosongan isi) dan diastole (relaksasi dan mengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistole dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi keseluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung. Selama diastol ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol. Karena aliran darah masuk secara kontinu dari sistem vena ke dalam atrium, tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena perbedaan tekanan ini katup AV terbuka, dan darah mengalir langsung ke dalam atrium ke ventrikel selama diastol ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel meningkat. Sedangkan sebelum berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk pontensial. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel , sehingga menjadi peningkatan. Kurva tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung bersamaan dan peningkatan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selam kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel.

2.       Fisiologi Jantung
Secara fisiologis, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Kerja jantung melalui mekanisme berulang dan terus menerus yang juga dikenal sebagai siklus jantung sehingga secara visual melihat atau di kenal sebagai denyut jantung. Melalui mekanisme berselang, jantung berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan bersantai untuk mengisi dengan darah. Dengan kata lain apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainnya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompa darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.

3.       Pengertian Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat (udjianti wayan juni,2011 : 163 ).  

Gagal jantung adalah ketidakmampuan  jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. (brunner & suddarth,2011)

Gagal jantung adalah suatu kondisi ketidakcukupan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, baik saat istirahat maupun aktivitas ( T.M Marelli,2007)
Jadi Gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah  keseluiruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen atau metabolik tubuh, baik saat istirahat maupun aktivitas.

Kelainan primer pada gagal jantung adalah berkurang atau hilangnya sebagian fungsi miokardium yang menyebabkan penurunan curah jantung. Ada beberapa definisi gagal jantung, namun tidak ada satupun yang benar-benar dapat memuaskan semua pakar atau klinisi yang menangani masalah gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian normal. Definisi-definisi lain menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada satu sistem organ, melainkansuatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai dengan suatu bentuk respon hemodinamik, renal, neural dan hormonal serta suatu keadaan patologis dimana kelainan fungsi jantung menyebabkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan, atau hanya dapat memenuhinya untuk meningkatkan tekanan pengisian. (Arif Muttaqin, 2009)

4.      Etiologi
Gagal jantung merupakan hasil dari suatu kondisi yang menyebabkan overload volume, tekanan dan disfungsi miokard, gangguan pengisihan  atau peningkatkan kebutuhan metabolic.

Berdasarkan klasifikasi etiologi diatas dapat pula dikelompokan berdasarkan factor etiologi ekstena maupun interna.
a.       Factor eksterna ( dari luar jantung )
hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronis/berat
b.      Faktor interna ( dari dalam jantung ) :
1.      Disfungsi katup : ventricular septum defect (VSD), atria septum defect (ASD), stenosis mitral dan insusfisiensi mitral.
2.      Distritmia : atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi dan heart block
3.      Kerusakan miokard : kardiomiopati, miokarditis,dan infark miokard.
4.      Infeksi: endocarditis bacterial sub-akut.

Penyebab gagal jantung kongestif , yaitu : kelainan otot jantung, ateroklerosis koroner, hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload), peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, penyakit jantung lain, faktor sistemik. (brunner dan suddarth 2002).

Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari gejala jenis penyakit jantung kongenital maupun yang didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi: regurgitasi aorta, cacat septum ventrikel, dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan kardiomiopati. Selain dari ketiga mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung, ada faktor-faktor fisiologis lain yang dapat pula mengakibatkan jantung gagal bekerja sebagai pompa. (Arif Muttaqin, 2009)

5.       Patofisiologi
Bila cadangan jantung untuk berespons terhadap stres tidak adekuat. Dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa, akibatnya terjadilah gagal jantung. Juga pada tingkat awal, disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan. Jika cadangan jantung normal mengalami payah dan kegagalan, respons fisiologis tertentu pada penurunan curah adalah penting. Semua respons ini menunjukan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital normal.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada 3 mekaniseme respon primer
a.       meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis
b.      meningkatnya beban awal akibat aktivitas neurohormon
c.       hipertrofi ventrikel

Ketika respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung, mekanisme-mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat hampir normal pada gagal jantung dini dan pada keadaan istirahat. Akan tetapi, kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung, maka kompensasi akan menjadi semakin kurang efektif. Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja ( tekanan atau volume ) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume jantung atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kelainan yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunya kontraktilitas dan oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard ). Dalam menghadapi beban lebih, jantung menjawab (berkompensasi) seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui batas dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan.

Pathway

6.      Manisfestasi Klinis (Brunner & suddarth, 2002)
1. Gagal jantung kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru.
Manifestasi klinis yang terjadi :

a.       Dipsnu
Terjadi akibat menimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukarang gas. Dapat terjadi ortopnu. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan Poroksimal Noktural Dispnea ( PND)
1. Batuk
2. Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil metabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distres pernafasan dan batuk.
b.      Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat oksigenisasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
2. Gagal Jantung Kanan
a.       Kongesif jaringan perifer dan viseral
b.      Edema ekstiminas bawah ( Edema dependen, biasanya edema pitting, penambahan berat badan )
c.       Hematomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
d.      pembesaran vena dihepar
e.       Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis dalam rongga abdomen
f.       Nokturia
g.      Kelemahan

7.      Komplikasi (sumber)
      Komplikasi dapat berupa :
a.       Kerusakan atau kegagalan ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialisi untuk pengobatan.
b.      Masalah katup jantung
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada katup jantung
c.       Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menetapkan terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkan jaringan parut yang mengakibatkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik
d.      Serangan jantung dan stroke
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada jantung normal, maka semakin besar kemungkinan anda akan mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan resiko terkena serangan jantung atau stoke.

8.       Pemeriksaan Penunjang ( marlynn E Doenges,2002)
EKG: Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, dan kerusakan mungkin terlihat. Distritmia, mis takikardia, fibrilasi atrial mungkin sering terdapat KVP. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih infark miokard menunjukan adanya anuerisme ventrikuler (dapat menyebabkan gagal/disfungsi jantung).
                     
Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple): Dapat menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikuler.

Skan jantung: (Multigated acquisition [MUGA]): tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
Kateterisasi jantung: Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kir, dan stenosis katup dan insufisiensi.juga dapat mengkaji patensi fraksi/perubahan kontraktilitas.

Rongent dada: Dapat menunjukan pebesaran jantung,bayangan mencerminkan dilatasi/hipertrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah mencermnkan peningkatan tekanan pulmona. kontur abnormal, mis., bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat menunjukan aneurisme ventrikel.

Enzim hepar: Meningkat dalam gagal/komgesti ginjal/kongesti hepar.
Elektrolit: Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunanfungsi ginjal, terapi direutik.
Oksimetri nadi: Situasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut membentuk PPOM atau GJK kronis.
AGD: Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis rspiratorik ringan ( dini ) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 ( akhir )
BUN, kreatinin: Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
Albumin/transferin serum: Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein sistesis protein dalam hepar yang mengalami kongesti.
HSD: Mungkin menunjukan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan retensi air. SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/akut, perikarditis, atau status inflamasi dan infeksius lain.n
Kecepatan sedimentasi (ESR): Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut.

Pemeriksaan tiroid: Penigkatan aktivitas tiroid menunjukan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-penoetus GJK.
Aktivasi peptida natriuretic atrial (PNA) dalam mengatur homeostasis tekanan darah


9.      Pengobatan ( Brunner & suddarth,2002)
a.       Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung
Efek jantung yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisi dan mengurangi edema
b.      Terapi diuretik
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatrimeadan hipokalemia
c.       Terapi Vasolitator
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
d.      Diet
Pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.

2.2  KONSEP KEPERAWATAN

1.      Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan data,analisis data,dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan.
1. Aktivitas/ istirahat
a. Gejala
·         Kelebihan/ kelelahan terus menurus sepanjang hari
·         Insomnia
·         Nyeri dada dengan aktivitas
·         Dispnea pada istirahat atau pada pergerahan tenaga
b.Tanda
Gelisah , Perubahan status mental, misalnya latergi
2. Sirkulasi
a.Gejala
Riwayat hipertensi, Infark miokard baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit katup jantung, bedah jantung, endokarditis, SLE, anemia, syok septik.
Bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen,”sabuk terlalu ketat” (pada gagal bagian kanan).
b.Tanda
TD : mungkin rendah (gagal pemompaan); normal (GJK ringan atau kronis); atau tinggi (kelebihan beban cairan/peningkatan TVS)
Tekanan nadi : mungkin sempit, menunjukan penurunan volume sekuncup.
Frekuensi jantung : takikardia ( gagal jantung kiri)
Irama jantung : distrimia , misalnya fibrilasi atrium , kontraksi ventrikel ,
premature/takikardia , blok jantung
Nadi apikal : PMI mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke kiri.
Bunyi jantung : S3 (gallop) adalah diagnostik ; S4 dapat terjadi; S1 dan S2 mungkin melemah.
Murmur sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya stenosis ketup atau insufisiensi .
Nadi : nadi perifer berkurang; perubahan dalam kekuatan denyutan dapat terjadi; nadi sentral
Warna : kebiruan, pucat, abu-abu, sianotik
Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat
Hepar : pembesaran/ dapat teraba, refleks hepatojugularis
Bunyi napas : krekels, ronki
Edema : mungkin dependen, umum, atau pitting, khususnya pada ektremitas; DVJ.
3. Neurosensori
a.Gejala
Kelemahan, pening, episode pingsan
         4. Integritas EGO
a.Gejala
Ansietas, kuatir, takut
Stres yang berhubungan dengan penyakit/keprihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b.Tanda
Berbagai manifestasi perilaku, misalnya ansietas, marah, ketakutan, mudah tersinggung
5. Eliminasi
a.Gejala
Penurunan berkemih, urine berwarna gelap
Berkemih malam hari (nokturia)
Diare/ berkonstipasi
6. Makanan/ cairan
a.Gejala
Kehilangan napsu makan
Mau/muntah
Penambahan berat badan signifikan
Pembengkakan pada ektreminas bawah
Pakaian/sepatu terasa sesak
Diet tinggi garam/makanan yang telah diproses, lemak, gula, dan kafein
Penggunaan diuretik
b.Tanda
Penambahan berat badan cepat
Distensi abdomen (asites); edema (umumnya, dependen, tekanan,    pitting 
6. Higiene
a.Gejala
Kelemahan, pening, episode pingsan
b.Tanda
Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
Tanda
Latergi, kusut pikir, disorientasi
Perubahan perilaku, mudah tersinggung
8. Nyeri/ kenyamanan
a.Gejala
Nyeri dada, angina akut atau kronis
Nyeri abdomen kanan atas (AkaA)
Sakit pada otot
b.Tanda
Tidak tenang, gelisah
Fokus menyempit (menarik diri)
Perilaku melindungi diri
9. Pernapasan
a.Gejala
Dispnea saat beraktivitas, tidur sambil duduk, atau dengan beberapa bantal batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
Riwayat penyakit paru kronis
Pengguanaan bantuan pernapasan, misal oksigen atau medikasi
b.Tanda
Pernapasan : takipnea, napas dangkal, pernapasan labored; penggunaan otot aksesori pernapasan, nasal faring
Batuk : kering/nyaring/ nonproduktif atau mungkin batuk terus menerus dengan/ tanda pembentukan sputum
Sputum : mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal).
Bunyi napas: mungkin tidak terdengar, dengan krakles bersilar.
Fungsi mental : mungkin menurun;letargi;kegelisahan
Warna kulit : pucat atau sianosis
10. Keamanaan
a.Gejala : perubahan dalam fungsi mental
    Kehilangan kekuatan/tonus otot
    Kulit lecet
11. Interaksi sosial
a.Gejala
Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan
12.  Pembelajaran/ pengajaran
a.Gejala
Menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya penyekat saluran kalsium
b.Tanda
Bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan
c.Pertimbangan rencana
Pemulangan : DRG menunjukan rerata lamanya di rawat : 8,2 hari
Bantuan untuk berbelanja, transportasi, kebutuhan perawatan diri, tugas-tugas pemeliharaan/ pengaturan rumah
Perubahan dalam terapi/penggunaan obat
Perubahan dalam tatanan fisik rumah.

1.      Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Berdasarkan patofisiologi dan dari pengkajian, diagnosis keperawatan utama untuk klien gagal jantung adalah sebagai berikut:
1.Aktual/risiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal.
2. Aktual/risiko tinggi nyeri dada yang berhubungan dengan kurangnya suplai darah ke miokardium, perubahan metabolism, dan peningkatan produksi asam laktat.
3.Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke jaringan dengan kebutuhan sekunder penurunan curah jantung.
4.Aktual/risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan perfusi organ.
5. Aktual/risiko tinggi kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perembesan cairan, kongesti paru sekunder, perubahan membran kaplier alveoli, dan retensi cairan interstisial.
6. Aktual/risiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru.

2.      Rencana/Intervensi Keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya.
Tujuan utama asuhan keperawatan pada klien gagal jantung yaitu , mencakup mencegah nyeri, mengurangi risiko penurunan curah jantung, meningkatkan kemampuan perawatan diri, mengurangi cemas, menghindari salah pemahaman terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberikan, mematuhi program perawatan dini, dan mencegah komplikasi.

3.      Penatalaksanaan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah sebagai berikut
  1.  Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
  2.  Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan farmakologis
  3.   Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik diet dan   istirahat.

4.   Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut
a.    Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
b.    Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
c.    Hasil evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1)    Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
2)    Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara
mengatasinya.
3)    Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat melakukan seluru proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.


BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1  Asuhan Keperawatan pada klien Gagal Jantung
Tanggal masuk klien                           : 13-06-2011/09.45 wib
Tanggal pengkajian                             : 13-06-2011/21.15 wib

RESUME
Tn.a datang ke RSUD Koja diantar oleh keluarganya pada tanggal 13 juni 2011 , klien sampai IGD pada pukul 09:45 WIB kesadaran klien Compos metis GCS E4M6V5 , klien mengatakan klien sesak nafas sudah sejak 3 bulan yang lalu, kumat-kumatan , sakit kepala, lemes . klien tampak terpasang infus asering ditangan sebelah kiri 12tts/mnt
TD 160/110 mmHg
Nadi 102 x/m
RR 26 x/m
Suhu 37 °C.
Setelah saya kaji pada tanggal 13 juni 2011 pukul 21:15 WIB klien mengalami sedikit peningkatan , Kesadaran klien Compos metis GCS E4M6V5 , klien tidak terpasang NGT, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung , Mulut klien  tidak ada sekret, gigi kotor, membran mukosa lembab , tidak terpasang DC, Kulit klien  hangat, turgor kulit cukup, CRT < 2 detik, tidak ada sianosis.
TD 160/110 mmHg
Nadi : 102x/m,
RR : 26 x/mnt,
Suhu 37°C.
klien mengatakan tidak mengalam penyakit CHF (Congestif Heart Failure) sebelumnya, tetapi pesien mempunyai riwayat penyakit hipertensi , keluarga klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan CHF (Congestif Heart Failure) ataupun penyakit menular.

A. PENGKAJIAN
1.         DATA BIOGRAFI
a.       Identitas klien
Nama                                       : Tn.A
Umur                                       : 59 tahun
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Agama                                     : Islam
Alamat                                     : kebagoran 4/2 pejagoan
Tanggal masuk icu                  : 13-06-2011
Diagnosa medis                       : CHF (Congestif Heart Failure)
No RM                                    : 070680

a.       IDENTITAS PENAGGUNG JAWAB
Nama                                       : Ny.T
Umur                                       : 36 Tahun
Alamat                                     : kebagoran 4/2 pejagoan
Hubungan dengan klien           : Anak


A.    RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan utama : Sesak nafas
b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien kiriman dari IGD dengan keluhan sesak nafas sudah sejak 3 bulan yang lalu, kumat-kumatan , sakit kepala, lemes, TD 160/110 mmHg, Nadi 102 x/m, RR 26 x/m dan Suhu 37 °C.
c. Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak mengalam penyakit gagal jantung sebelumnya, tetapi pesien mempunyai riwayat penyakit hipertensi ,
d. Riwayat penyakit keluarga : keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan gagal jantung ataupun penyakit menular.


B.     PEMERIKSAAN FISIK
a.    Kesadaran : Compos metis GCS E4M6V5.
b.   Kepala: tidak ada jejas, tidak ada jahitan, bentuk mesochepalus.
c.    Mata: Sklera anikterik, konjungtiva anemis.
d.   Hidung: Tidak ada sekret, tidak terpasang NGT, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung.
e.    Mulut: tidak ada sekret, gigi kotor, membran mukosa lembab.
f.    Telinga: bentuk simetris, bersih, tidak tampak serumen.
g.   Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thiroid
h.   Thoraks :                    
Inspeksi : bentuk dada simetris  tidak ada luka, ada retraksi dinding dada, menggunakan otot bantu pernafasan.
Perkusi : ada udema pulmo
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi jantung S1,S2 normal, bunyi paru krecels

i.     Abdomen:                  
Inspeksi : tidak ada lesi,tidak ada luka jahhitan, tidak ada acites
Auskultasi : bising usus 12 x/menit
Perkusi : suara timpani
Ppalpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan

j.     Ektrimitas: tidak terdapat edema kaki, ektremitas atas sinistra terpasang IVFD RL 12 TPM, tidak ada jejas, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, kekuatan otot ekstremitas bawah 5/5.
k.   Genetalia: tidak terpasang DC,
l.     Kulit: akral hangat, turgor kulit cukup, CRT < 2 detik, tidak ada sianosis.
m. TTV: TD 160/110 mmHg, Nadi : 102x/m, RR : 26 x/mnt, Suhu 37°C.




C.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl
No
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Ket
Normal
13/06/2011
1
2
3
4
5
GDS
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
157 mg/dL
37,38 mg/dL
1,05 mg/dL
12 µL
21 µL
Naik
Naik
Normal
Normal
Normal
70-120 mg/dL
10,0-50,0 mg/dL
0,60-1,3 mg/dL
< 25
< 25


Tgl
No
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Ket
Normal
13/06/11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
WBC
RBC
HGB
LYM
MID
GRAN
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
RDW-SD
PLT
8,2 x103/µL
4,98 x 106/µL
15,8 g/µL
19,4 %L
10,8 %M
69,8 %G
39,3 %
79,0 FL
31,7 Pg
40,2 g/dL
 13,3 %
39,2 Fl
228x103
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
1,1-10,9 K/µL
4,20-6,30 M/µL
12,0-18,0 g/µL
0,6-4,1   22,0-40,0 %L
0,0-1,8   0,1-19,0 %M
2,0-7,8   36,0-66,0 %G
37,0-51,0 %
80,0-97,0 FL
26,0-32,0 Pg
31,0-36,0 g/dL

Tanggal
No
Jenis pemeriksaan
Diagnosa
13/06/2011
1
EKG
a.       HR 102x/m
b.      Takikardi


D.    TERAPI
Tanggal
Nama obat
Dosis
Waktu pemberian
13/06/11
-          oral :
Carpiaton  
Cravit
Novales  
Q-ten
Zypras
Dulcolax
plazogrel
Monecto
-     injects :
ceftri
renatac
RL + 1Amp Aminop

1-0-0
0-1-0
0-0-1
1-0-1
0-0-1
0-0-II
0-1-0
2x1/2

1.2
2.1
12tpm

Pa
Si
Pa
Pa
Ma
Ma

Si
Pa              So


Pa              So
Pa              So






E.  ANALISA DATA
DATA FOKUS
PATHWAY
ETIOLOGI
PROBLEM
DS:
Pasien mengatakan sesak.
DO:
RR 26 x/m
Tampak retraksi dinding dada.
Penggunan otot bantu pernafasan.
Bunyi paru krecles
Edema pulmo







DS:
Pasien mengatakan sesak.
Pasien mengatakan sakit kepala
DO:
TD 160/110 mmHg
RR 26 x/m
Nadi 102 x/m

Fungsi pompa jantung kiri↓
Darah menumpuk di jantung kanan
Darah menumpuk di PD pulmo
Permeabilitas pembuluh
darah pulmo ↑
Perpindahan cairan ke ektrasel

Edema paru
→ Pola nafas inefektif
Kompensasi jantung ↑
Suplay darah kejantung ↓
Kerja jantung ↓
02 ke jantung ↓
CHF              Metabolisme anaerob
SV ↓  CO↓
Curah jantung : penurunan
Hiperventilasi


















Kerusakan ventrikular
Ketidakefektifan
pola nafas

















Curah jantung :
penurunan

F.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.    Ketidak efektifan Pola nafas b.d hiperventilasi
b.   Penurunan Curah jantung b.d Kerusakan ventrikular

G.    INTERVENSI
NO DX
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi/NIC
Dx I
Ketidakefektifan pola nafas
b.d Hiperventilasi
DS:
Pasien mengatakan sesak.
DO:
RR 26 x/m
Tampak retraksi dinding dada.
Penggunan otot bantu pernafasan.
Bunyi paru krecles
Edema pulmo
NOC :
1.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan :
a. Tidak ada retraksi dinding dada
b. Tidak menggunkan otot bantu pernafasan
c. Bunyi paru vasikuler
d. Menunjukkan jalan nafas yang paten RR 16-20 x/m
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Monitor frekuensi & irama pernapasan.
3. Monitor aliran oksigen
4. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6. Posisikan pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi dan pertahankan posisi pasien.

NO
DX
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Dx II
Penurunan Curah jantung : b.d Kerusakan ventrikular
DS:
Pasien mengatakan sesak.
Pasien mengatakan sakit kepala
DO:
TD 160/110 mmHg
RR 26 x/m
Nadi 102 x/m
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Curah jantung efektif dengan kriteria hasil :
1. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan: systol 90-120 diastol 40-60.
2.Tidak ada tanda-tanda sianosis.
3. Bunyi jantung S1 dan S2
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat bunyi jantung
3. Kaji kulit terhadap sianosis
4. Pantau intake dan output cairan
5. Berikan istirahat total pada pasien di tempat tidur
6. Berikan lingkungan tenang dan nyaman.
7. Batasi pengunjung
8. Kolaborasi :
9. Berikan oksigen sesuai indikasi.
a.Obat sesuai indikasi : Diuretik, vasodilator
b.Pantau EKG




E.     IMPLEMENTASI

No DX
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
RESPON

1

1


1
1
1
1

1



2





2
2


2


2

13/06/11
22.00




22.15

23.00

23.15





23.30





23.35


14/06/11

05.00


05.30

-Memonitor TD, nadi, dan suhu


-Memonitor frekuensi, irama pernapasan.
-Memonitor aliran oksigen
-Auskultasi suara nafas
-Kolab: pemberian obat sesuai ind
-Memposisikan pasien semifowler dan pertahankan posisi pasien.
-Mengajari pasien nafas dalam

-Mengkaji kulit terhadap sianosis
-Memberikan istirahat total pada pasien di tempat tidur
-Memberikan lingkungan tenang dan nyaman.
-Membatasi pengunjung
-Kolaborasi :Berikan oksigen sesuai indikasi.
-Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

Memantau intake dan output cairan

-S:37°CTD:150/100mmHg N:88x/m

-RR:24x/m teratur

-Sesak berkurang,
-Suara nafas crekels
-Tx masuk
-Sesak berkurang

-Pasien rileks



-Tidak sianosis
-Pasien tenang

-Pasien tenang &rileks

-Pasien tenang &rileks
-Oksigen binasal kanul 3l/m

-Sesak berkurang pasien tampak rileks


Inteke :500+1500=2000 cc
Out put :400+200=600cc

No DX
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
RESPON

1
1

1
1

1



2
2

2


2


1&2
14/06/11
05.45


05.55
06.05

06.15



06.20
07.00

07.15


08.30


09.00



10.15


-Memonitor TD, nadi, dan suhu
-Memonitor frekuensi, irama pernapasan.
-Memonitor aliran oksigen
-Auskultasi suara nafas

-Memposisikan pasien semifowler dan pertahankan posisi pasien.
-Mengajari pasien nafas dalam

-Mengkaji kulit terhadap sianosis
-Memberikan istirahat total pada pasien di tempat tidur
-Memberikan lingkungan tenang dan nyaman.
-Membatasi penjenguk
-Kolaborasi :Berikan oksigen sesuai indikasi.

-Kolaborasi : Berikan obat sesuia indikasi
Zypras
Dulcolax
Kolaborasi dengan tim medis lain : visit dr. Sp,Pd

S:36,7°C TD:130/88mmHg N:75x/m RR:18x/m teratur

Sesak berkurang,
Suaran nafas vasikuler

Pasien rileks

Sesak berkurang

-Tidak sianosis
-Pasien tenang

-Pasien tenang


-sesak sudah berkurang


-Pasien tidak sesak dan rileks


No DX
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
RESPON

1&2

1

1
1


1
1


2


2


2


2

11.30



12.00

12.15
13.00

13.30

14.15


14.30

14.35


15.00

17.00

-Memonitor TD, nadi, dan suhu

-Memonitor frekuensi, irama pernapasan.
-Memonitor aliran oksigen

-Auskultasi suara nafas.
-Kolaborasi: pemberian obat sesuai indikasi
-Memposisikan pasien semifowler dan pertahankan posisi pasien.

-Memantau intake dan output cairan

-Kaji kulit terhadap sianosis

-Memberikan istirahat total pada pasien di tempat tidur

-Memberikan lingkungan tenang dan nyaman.

-Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Novales ,Renapar,Carpiaton,Monecto

-S:37°C TD:130/86mmHg N:85x/m
RR: 20x/m teratur

-Klien sudah tidak memekai o2 lagi
-Suaran nafas vasikuler
-Tx masuk

-Tidak sesak,Pasien rileks


Inteke :500cc
Out put :1000+210=1210cc

-Tidak sianosis

-Pasien tenang

-Pasien tenang

-Pasien tidak sesak dan rileks

NO Dx
Tgl/Jam
IMPLEMENTASI
Respon
1&2

1

1



1






2
18.00

18.15

18.30




20.55





21.00
-Memonitor TD, nadi, dan suhu

-Memonitor frekuensi, irama pernapasan



-Auskultasi suara nafas


-Kolab: pemberian obat sesuai indikasi



-Memantau intake dan output cairan

S:37°C TD:130/94mmHg N:91x/m
RR:18x/m teratur



Suara nafas vesikuler
Sesak berkurang, Tx masuk





Inteke :350+100=450 cc
Out put :60+300=360cc






F.      EVALUASI
NO DX
EVALUASI
14/06/2011 jam 06.00
14/06/2011 jam 14.00
14/06/2011 jam 20.00

DX I
















DX II
S: Pasien mengatakan sesak
O:
RR:26x/m teratur
Suaran nafas crekels
A: Ketidakefektifan pola nafas
P: Lanjut intervensi
1.   Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2.   Monitor frekuensi & irama pernapasan.
3.   Monitor aliran oksigen
4.   Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
5.   Posisikan pasien Kolab : Rongen bila perlu

S: Pasien mengatakan lemes
O:
S:37°C N:102x/m TD:160/110mmHg ,EKG Takikardi
Inteke :500+1500=2000 c
Out put:400+200=600cc

A: Penurunan Curah jantung
P: Lanjut intervensi
1.Catat bunyi jantung, sianosis
2.Pantau intake dan output cairan,
3.Berikan istirahat total pada pasien di tempat tidur
4.Kolaborasi :
a.Berikan oksigen sesuai indikasi.


b.  Obat sesuai indikasi.
S:Pasien mengatakan tidak sesak
O:
RR:20x/m teratur
Suaran nafas vasikuler
A: Pola nafas efektif
P: Pertahankan kondisi
1.   Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2.   Monitor frekuensi & irama pernapasan.







S: Pasien mengatakan lemes
O:
S:37°C TD:130/88mmHg N:75x/m
Inteke :500cc
Out put :1000+210cc

A: Penurunan Curah jantung
P: Lanjut intervensi
1. Catat bunyi jantung, sianosis
2. Pantau intake dan output cairan,
3.Berikan istirahat total pada pasien di tempat tidur
4.       
5. Kolaborasi :
a. Berikan oksigen sesuai indikasi.

b. Obat sesuai indikasi.
S:Pasien mengatakan tidak sesak
O:
RR:18x/m teratur
Suaran nafas vasikuler
A: Pola nafas efektif
P: Pertahankan kondisi
1.   Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2.   Monitor frekuensi & irama pernapasan.







S: Pasien mengatakan lemes
O:
S:37°C TD:130/86mmHg N:85x/m, RR: 20x/m
Inteke :300+100=450 cc
Output :60+300=360cc
A: Penurunan Curah jantung
P: Lanjut intervensi
1. Catat bunyi jantung, sianosis
2. Pantau intake dan output cairan,
3. Berikan istirahat total pada pasien di tempat tidur
4.       
5. Kolaborasi :
a. Obat sesuai indikasi.
b. Pantau EKG






BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Gagal jantung merupakan gagal serambi kiri dan kanan jantung mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik. Penyebab gagal jantung adalah ditrimia, malfungsi katup, abnormalitas otot jantung, rupture miokard. Dari beberapa penyebab diatas akan menyebabkan beban kerja jantung meningkat lalu otomatis akan menyebabkan beban kerja jantung meningkat lalu otomatis akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam tubuh, seperti gagal pompa jantung kanan dan kiri dan akan menimbulkan masalah-masalah keperawatan.
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Kejadian gagal jantung dalam individu yang menderita kematian jantung mendadak sekitar 64 dan 90 %
Terdapat tiga aspek penting dalam menanggulangi gagal jantung yaitu pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan terhadap faktor pencetus . Termasuk dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sekaligus pengobatan umum meliputi istirahat, pengaturan suhu, kelembapan, oksigen, pemberian cairan dan diet.

4.2  Saran
Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini dilakukan dengan menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya hidup yang sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang melihat enaknya saja tetapi juga mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam makanan tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

Abata. Qorry Aina. 2014. Ilmu penyakit dalam. Yayasan PP Al-furqon.
Brunner & suddarth. 1997.Buku Ajar Kperawatan  Medikal Bedah.Edisi 8. EGC, Jakarta. Doenges E. Marlynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan,EKC, Jakarta.
Engram, Barbara.1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. EGC, Jakarta.
Udjianti, Wayan Juni. 2010. Keperawatan kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASUHAN KEPERAWTAN SISTEM PERNAFASAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Masalah Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah menciptakan system organ ya...